Jumat, 02 Desember 2016

PROGRAM KAMPUNG IKLIM (PROKLIM)

PENATAAN LINGKUNGAN
MENGHADAPI
PERUBAHAN IKLIM
ANTON SARTONO

KATA PENGANTAR
Pada dasarnya manusialah yang mempunyai peranan paling menentukan dan bertanggung jawab terhadap pemeliharaan dan pelestarian lingkungan hidup. Lestari dan rusaknya lingkungan hidup juga tergantung bagaimana pola manusia dalam mengelolanya.
Seiring dengan modernisasi dalam segala bidang serta kemajuan teknologi yang semakin canggih, dampaknya juga tidak kalah hebatnya. Bumi semakin panas,pemanasan global semakin meningkat, terjadi kekeringan, banjir, tanah longsor, badai, polusi serta kerusakan lingkungan darat, laut dan lainnya.
Adanya fenomena tersebut, sudah menjadi kewajiban kita untuk ikut berperan melakukan penataan lingkungan dalam menjaga keseimbangan alam dan lingkungan hidup,agar lingkungan hidup kita menjadi lebih baik dan sehat.
Penulis berharap buku ini dapat membantu didalam menata lingkungan serta menambah wawasan didalam menjaga, memelihara dan melestarikan lingkungan hidup. Semoga curahan rahmat, taufiq dan hidayah selalu mengalir kepada kita semua yang peduli terhadap pemeliharaan lingkungan hidup. Amin
Solo, Maret 2016
ANTON SARTONO

BAB I
PEMANASAN GLOBAL
A. Lapisan Ozon
Dilangit yang menjadi atap kita, terdapat lapisan pelindung bumi yang disebut atmosfer. Atmosfer adalah gas yang melindungi planet termasuk bumi kita ini. Atmosfer bumi terdiri atas nitrogen, oksigen, argon, karbondioksida, uap air dan gas lainnya yang tersusun atas beberapa lapisan. Salah satunya adalah lapisan ozon yang memberikan perlindungan kepada manusia serta kehidupan lainnya agar tidak terbakar oleh sinar matahari, dan membantu memantulkan kembali sebagian panas matahari ke ruang angkasa. Ketebalan ozon menyaring sebagian sinar ultraviolet sebelum jatuh ke bumi. Sinar ultra violet sendiri bila dalam jumlah besar dapat menyebabkan kanker kulit, katarak, serta mematikan organisme hidup.
Pada zaman modern ini perkembangan aktivitas manusia menyebabkan terjadinya kerusakan pada lapisan ozon, terutama disebabkan oleh gas – gas industri yang dipergunakan untuk freezer, lemari es, pendingin ruangan.
2
Bahan – bahan semprot yang dikemas dalam kaleng yang mengandung chloro floro carbon (CFC). Kerusakan lapisan ozon sendiri berupa menipisnya lapisan ozon serta berlubangnya lapisan ozon di kutub selatan, yang berakibat meningkatnya radiasi ultraviolet, yang berdampak pada manusia serta makhluk hidup lainnya. Akibat yang lainnya adalah kelebihan panas matahari mencapai bumi serta menaikkan suhu udara.
B. Efek Rumah kaca
Gas Rumah Kaca (GRK) adalah gas – gas di atmosfer yang berfungsi seperti panel – panel rumah kaca yang bertugas menangkap energi panas matahari, agar tidak dilepas seluruhnya ke atmosfer kembali. Dengan demikian suhu bumi cukup hangat untuk didiami dan tanaman dapat tumbuh dengan baik. Tertangkapnya panas oleh gas ini dikenal dengan istilah “Efek Rumah Kaca”.
Namun kegiatan manusia membuat konsentrasi GRK makin meningkat dan menyebabkan suhu permukaan bumi makin panas. Dimana panas matahari yang harusnya
3
dipantulkan lepas ke ruang angkasa, tertahan oleh gas – gas tertentu yang terkumpul diatmosfer.
Sebagai gambaran yang sederhana, ketika kita berada didalam mobil tertutup sedang terparkir ditempat yang terkena panas matahari, terasa panas sekali,bahkan terasa lebih panas dibanding hawa diluar mobil. Hawa panas terjadi karena panas matahari terperangkap dalam mobil, ibarat gas – gas rumah kaca yang menyelimuti atmosfer bumi kita dan mengurung panas sinar matahari.
Kelompok gas rumah kaca penyebab terjadinya pemanasan dibumi ini adalah karbondioksida (CO2), metana (CH4), dinitro oksida (N2O), hidro fluorokarbon (HFC), perfluorokarbon (PFC) sampai sulfur heksafluorida (SF6).
Efek rumah kaca sendiri adalah penyebab atau penyumbang terbesar meningkatnya suhu dimuka bumi ini. Peningkatan suhu bumi ini dikenal dengan istilah pemanasan global. Sedangkan gas yang memberikan sumbangan paling besar bagi emisi gas rumah kaca adalah karbondioksida (CO2), metana (CH4) dan dinitro oksida (N2O), yang sebagian besar dihasilkan dari pembakaran bahan fosil (minyak bumi dan batu bara) yang dipergunakan
4
ULAH MANUSIA MEMBAKAR BUMI
disektor energi dan transport , pertanian dan penggundulan hutan . Apabila gas – gas tersebut semakin banyak berakumulasi di atmosfer, maka akan mempercepat laju pemanasan global. Akibatnya terjadi perubahan iklim.
5
C. Dampak Pemanasan Global
Pemanasan global yang makin parah, menimbulkan banyak dampak yang sangat nyata dirasakan penghuni bumi, diantaranya :
1. Populasi nyamuk dan binatang pengerat seperti tikus berkembangbiak dengan pesat dan berpotensi besar menulari manusia,seperti penyakit demam berdarah (DBD), malaria, penyakit lain dari nyamuk,serta diare dan leptospirosis yang dibawa oleh kencing tikus.
2. Terjadinya peningkatan pencemaran udara oleh asap dari knalpot kendaraan bermotor dan cerobong pabrik, yang berdampak buruk bagi kesehatan manusia.
3. Bersamaan dengan atmosfer yang menghangat, permukaan laut juga menghangat, volumenya akan meningkat dan menaikkan permukaan laut. Kenaikan permukaan laut akan menyebabkan banjir yang luas. Bila kenaikan suhu bumi atau pemanasan global terus berlangsung semakin parah, juga akan mencairkan lapisan es raksasa di kutub, dan akan menaikkan permukaan air laut. Pada abad ke 20, tinggi permukaan laut di seluruh dunia telah meningkat 10 – 25 cm.
6
Para ilmuwan memprediksi peningkatan lebih lanjut 9 – 88 cm pada abad ke 21.Tidak tertutup kemungkinan sebagian besar pulau – pulau kecil akan tinggal nama dan kemungkinan nasib serupa akan dialami kota – kota di pinggir pantai (Surabaya, Probolinggo, Pasuruan, Semarang , Jakarta, dll). Terumbu karang yang pada kondisi normal perlu waktu 500 tahun untuk beregenerasi, juga akan mengalami kepunahan.
4. Dampak perubahan iklim secara langsung juga akan menyebabkan punahnya spesies satwa lokal dan sejumlah spesies tumbuhan.
5. Akibat menghangatnya atmosfer dan air laut, akan terjadi angin topan yang besar, pola cuaca bergeser akan terjadi banjir yang luas ( berpengaruh terhadap pola tanam dan mengancam gagal panen) serta menimbulkan gelombang pasang air laut yang mengakibatkan abrasi pantai yang hebat.
D. Sejarah Pemanasan Global
1. Selama satu abad terakhir, emisi gas rumah kaca mengalami kenaikan yang besar. Emisi gas rumah kaca
7
ini di dominasi oleh karbon dioksida dari pembakaran fosil berupa gas buang kendaraan bermotor dan industrialisasi, disusul oleh CH4 dari agrikultur, sampah dan energi, kemudian CO2 dari deforestasi dan hilangnya pohon – pohon, lalu N2O dari pertanian dan aktivitas lain, dan sisanya dari gas – gas rumah kaca lainnya.
2. Berdasarkan kronologis sejarah pembahasan pemanasan global dimulai dari tahun 1841, dimana saat itu ilmuan Jean Baptiste Joseph Fourier menulis tentang pemanasan bumi di surat kabar Milwaukee Sentinel and Wisconsin Farmer, 4 Desember 1841. Namun saat itu pemanasan bumi dianggap sebagai suatu perkembangan positif bagi kehidupan manusia.
3. Pada tahun 1894 mulai banyak tulisan disurat kabar yang mengungkap soal revolusi industri, seperti dimuat The Daily North Western pada tanggal 10 Februari 1894 dan di The Daily Nebraska State Journal pada 3 Juli 1886. Diabad 20 para ilmuwan mencatat periode ini sebagai titik awal polusi lingkungan dan proses industrialisasi.
4. Tahun 1913-1914 ilmuwan Swedia Laureate Svente Arrhenius pertama kali mengungkap istilah efek gas
8
rumah kaca dan memprediksi iklim bumi akan memanas secara perlahan. Arrhenius memprediksi perubahan ini akan terjadi ribuan tahun yang akan datang (The Washington Post,23 Maret 1913) .
5. Tahun 1949 – 1950 seorang peneliti GS Callendar menulis di koran The Nebraske State Journal pada tanggal 23 Oktober 1949, bahwa efek gas rumah kaca adalah diakibatkan oleh ulah manusia. Respon dari para ilmuwan saat itu adalah mengembangkan cara baru untuk mengukur iklim bumi.
6. Tahun 1979 dilaksanakan konferensi perubahan iklim yang pertama yang memprediksikan bahwa peningkatan gas CO2 akan meningkatkan suhu bumi hingga 1,4- 4,5 derajat celcius. Dalam konferensi ini dikeluarkan deklarasi yang mengajak pemerintah diseluruh dunia untuk mengatisipasinya.
7. Pada tahun 1984 teori tentang pemanasan global dan gas rumah kaca diantaranya adalah artikel yang ditulis oleh Louise Laughton The Greenhouse Effect di Syracuse Herald Journal pada tanggal 29 Oktober 1984, bahwa rata-rata suhu bumi meningkat secara drastis,
9
perubahan iklim tak terduga, serta peningkatan vegetasi bumi dan permukaan laut.
8. Pada tahun 1988 PBB membentuk panel antar pemerintah berbagai negara untuk membahas soal perubahan iklim. Pada tahun 1990 laporan pertama dari panel ini menyebutkan bahwa ulah manusia adalah penyebab meningkatnya emisi gas rumah kaca.
9. Tahun 1992 diselenggarakan konferensi PBB di Rio De Janeiro Brazil. Dalam konferensi ini hadir lebih dari 150 negara yang sepakat untuk mengurangi emisi CO2 di Negara masing – masing.
10. Tahun 1997 diselenggarakan konferensi antar pihak ke-3 di Kyoto Jepang, yang menghasilkan Protokol Kyoto, yang diantaranya berisi mengenai kesepakatan negara – negara industri maju untuk mengurangi gas rumah kaca periode 2008 sampai 2012 hingga 5,2 %.
11. Tahun 2007 diselenggarakan konferensi PBB tentang perubahan iklim di Bali yang memperjuangkan deklarasi Bali Road Map yang berisi tentang desakan penurunan emisi CO2 25 – 40 % pada tahun 2020 (berdasarkan kondisi emisi tahun 1990).
10
12. Konferensi tingkat tinggi PBB di Paris Perancis pada Desember 2015, mengkonfirmasi kenaikan suhu 20C adalah batas berbahaya dari pemanasan global dan tidak boleh dilewati.
13. NASA merilis data bahwa pemanasan global pada Januari 2016 suhu 1,150C lebih tinggi dari suhu rata-rata pada bulan tersebut di tahun-tahun sebelumnya. Pada Februari 2016, suhu rata-rata di seluruh dunia lebih tinggi 1,350C dari pada panas rata-rata bulan tersebut pada tahun 1951-1980.
Februari 2016 menjadi bulan dengan suhu terpanas selama satu abad.
E. Aksi nyata apa yang bisa kita lakukan
Konsentrasi karbon dioksida di atmosfer terus meningkat dan kecepatan peningkatan suhu rata-rata diseluruh dunia sudah sangat mengkhawatirkan, telah mendekati peningkatan suhu maksimum 20C. Sudah saatnya kita semua berupaya menghambat emisi gas rumah kaca. Jika terlambat, dampak perubahan iklim akan berbahaya.
11
Ada beberapa hal yang dapat membantu menghambat laju peningkatan suhu permukaan bumi, diantaranya:
1. Kurangilah penggunaan plastik sebelum bumi yang kita pijak ini berubah menjadi tumpukan plastik. Plastik tidak akan terurai dalam waktu ratusan tahun. Plastik berbahan baku fosil, yang mulai dari pembuatannya sampai dengan pembuangannya menghasilkan emisi karbondioksida, yang merupakan penyumbang terbesar pemanasan global.Marilah kita berupaya sebagai berikut :
- Menggunakan kembali botol mineral atau beli botol air minum yang dapat dipakai ulang.
- Membawa tas sendiri ketika belanja.
Hindari penggunaan plastik dari swalayan/super market
2. Gunakanlah air seefisien mungkin ketika mandi.
3. Hemat pemakaian listrik. Lepas kabel charger bila sudah tidak dipakai, matikan lampu yang tidak perlu, pasang genteng kaca untuk penerangan di siang hari dan gunakanlah lampu hemat energi.
4. Minimalkan penggunaan kendaraan bermotor.
12
5. Beli makanan lokal, barang import / produk daerah lain transportasinya menghasilkan emisi CO2.
6. Rawatlah pohon dan tanam pohon lebih banyak lagi, pohon produktif yang menyerap CO2 lebih banyak. Manfaatnya bukan hanya kayu dan buahnya saja, namun bermanfaat juga untuk industri farmasi, kerajinan, ilmu pengetahuan dan pariwisata. Disamping itu juga menjaga fungsi tata air, penyerap dan penyimpan karbon dioksida serta sumber air bagi kebutuhan makhluk hidup.
Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kapasitas semua pihak dalam menghadapi dampak perubahan iiklim.
1. Budayakan point – point tersebut diatas mulai dari keluarga
2. Penataan lingkungan hidup dikampung/desa, dilakukan secara gotong – royong yang melibatkan partisipasi aktif masyarakat melalui program kampung iklim
3. Sosialisasikan kondisi pemanasan global saat ini kepada semua lapisan masyarakat.
13
BAB II
KAMPUNG IKLIM
Peningkatan suhu permukaan bumi (pemanasan global) saat ini sudah mengkhawatirkan. Jika kita tidak menghambat dari sekarang, akan menjadi bencana bagi kita semua. Sudah menjadi kewajiban setiap orang untuk berperan dalam rangka pengelolaan lingkungan hidup, serta mencegah dan menanggulangi pencemaran dan perusakan lingkungan.
Saat ini diperlukan langkah konkret untuk menata lingkungan kota/ desa/ kampung secara total. Mulai dari pengelolaan air, penataan saluran, ketahanan pangan, sanitasi lingkungan dan kesehatan, pengelolaan sampah, konservasi energi, tutupan vegetasi (penghijauan). Semua itu terangkum dalam program kampung iklim (PROKLIM Kemen LH & K). Upaya dan kegiatannya meliputi adaptasi perubahan iklim dan mitigasi perubahan iklim.
A. Adaptasi Perubahan Iklim
Adaptasi Perubahan Iklim adalah upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan dalam menyesuaikan diri
14
terhadap perubahan iklim, termasuk keragaman iklim dan kejadian iklim ekstrim, sehingga potensi kerusakan akibat perubahan iklim berkurang, peluang yang ditimbulkan akibat perubahan iklim dapat dimanfaatkan, dan konsekuensi yang timbul akibat perubahan iklim dapat diatasi.
Upaya dan kegiatannya sebagai berikut :
1. Pengendalian kekeringan, banjir dan longsor
Air tanah dan air permukaan merupakan potensi alamiah untuk memenuhi kebutuhan air pertanian / tanaman, juga sangat potensial untuk mendukung kebutuhan air lingkungan. Oleh karena itu perlu dikelola dengan baik.
a. Pemanenan air hujan
Untuk memenuhi kebutuhan air di musim kemarau, dibuat penampungan air hujan.
- Lubang penampungan air hujan
- Embung
- Penampungan air hujan ( PAH )
b. Peresapan air
Untuk meningkatkan / memperbanyak air tanah guna memenuhi kebutuhan air, dibuat sarana resapan air.
15
Sumur Resapan
- Lubang biopori
Lubang di tanah diameter ± 8 cm kedalaman 1 m.
- Sumur resapan
Lubang ditanah diameter ± 80 cm kedalaman
1- 1,5 m, diberi penutup dengan lubang – lubang kecil untuk jalan masuk air.
- Rorak (lubang tanah dipekarangan / kebun uk. ± 1mx1mx1m)
- Bangunan terjunan air
- Saluran pengelolaan air
c. Perlindungan mata air
Untuk menjamin mata air tetap hidup dilakukan :
- Pembuatan struktur pelindung mata air
16
- Penanaman vegetasi disekitar lokasi mata air
- Pembuatan aturan lokal menjamin mata air tetap hidup
d. Penghematan penggunaan air
- Penggunaan kembali air yang sudah dipakai untuk keperluan tertentu
- Pembatasan penggunaan air (aturan lokal)
e. Sarana dan prasarana pengendalian banjir
- Pembangunan dan pengaturan bendungan / waduk banjir
- Pembuatan tanggul banjir
- Penyediaan daerah retensi banjir (kawasan resapan)
- Sistem polder (pompa air pengendali banjir)
- Pengoperasian sistem peringatan banjir yang dapat memantau tinggi air dan debit air
- Penyiapan jalur evakuasi
- Penyampaian informasi menggunakan alat komunikasi tradisional atau modern.
f. Rancang bangun yang adaptif
- Meninggikan struktur bangunan jalan
17
- Menerapkan rancangan rumah panggung atau rumah apung.
g. Terasering
- Pembuatan terasering yang mencakup saluran peresapan, saluran pembuangan air dan tanaman penguat teras.
2. Peningkatan ketahanan pangan
a. Sistem pola tanam
- Pola tanam padi – padi – palawija atau padi – palawija – padi
- Pola tanam heterokultur ( tumpang sari / tumpang gilir )
b. Sistem irigasi / drainase
- Ketersediaan sarana irigasi
- Inovasi sistem irigasi
c. Pertanian terpadu
- Menggabungkan kegiatan – kegiatan pertanian, peternakan, perikanan, perhutanan dan ilmu lain yang terkait dengan pertanian dalam satu lahan (teknologi minapadi)
18
- Pengelolaan potensi lokal.
Perlindungan, pengembangan dan pemanfaatan tanaman serta hewan lokal yang dapat mendukung peningkatan ketahanan pangan, hibridasi atau perkawinan silang
d. Penganeka ragaman tanaman pangan
- Penganekaragamaan tanaman pangan
- Pemilihan komoditas tahan iklim (misalnya : padi hemat air)
e. Pemanfaatan lahan pekarangan
- Budidaya tanaman, ternak dan ikan dihalaman pekarangan.
3. Sanitasi lingkungan dan kesehatan
a. Pengendalian vektor (nyamuk dan tikus)
- Melakukan 3 M (menguras, menimbun, menutup) sarang nyamuk
b. Sanitasi dan air bersih
- Memperbaiki lingkungan agar tidak ada genangan air
- Memasukkan ikan dalam kolam / pot tanaman
- Membentuk Jumantik (juru pemantau jentik)
19
- Penerapan sistem kewaspadaan dini untuk mengantisipasi terjadinya penyakit terkait perubahan iklim (diare, malaria, DBD)
- Pasokan air yang bersih dan aman
- Pembuangan limbah dari manusia, hewan, dan industri yang efektif dan efisien.
c. Pola Hidup Bersih dan Sehat
- Melaksanakan PHBS
- Memiliki rumah dengan sirkulasi udara yang baik
B. Mitigasi Perubahan Iklim
Mitigasi perubahan iklim adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan dalam upaya menurunkan tingkat emisi gas rumah kaca sebagai bentuk upaya penanggulangan dampak perubahan iklim.
1. Pengelolaan sampah, limbah padat dan cair
a. Pengelolaan limbah padat
- Pemilahan, pewadahan sampah organik dan anorganik serta pengumpulan sampah
- Pengomposan (pembuatan pupuk dari sampah organik).
20
- Kegiatan 3 R (reduce, reuse, recycle)
Reduce : mengurangi segala sesuatu yang menyebabkan timbulnya sampah (mis: membawa tas sendiri ketika berbelanja).
Reuse : penggunaan kembali sampah untuk fungsi yang sama / fungsi yang lain (mis: gunakan botol minum yang bisa dipakai ulang).
Recycle : mendaur ulang / mengolah sampah menjadi produk baru (mis: plastik dan kertas).
b. Pengelolaan limbah dan pemanfaatan limbah cair
- Tangki septic tank dilengkapi instalasi penangkap gas methan
- IPAL dilengkapi penangkap gas methan
2. Menggunakan EBT (energi baru terbarukan) dan Konservasi Energi
Penggunaan EBT dan konservasi energi
- Penggunaan tungku hemat kayu bakar
- Pemanfaatan gas methan / biogas
- Penggunaan kompor sekam padi
- Penggunaan kompor berbahan bakar biji – bijian non pangan
21
- Pemanfaatan aliran air untuk sumber energi
- Pemanfaatan tenaga angin untuk sumber energi
- Pemanfaatan energi surya/ solar sel untuk sumber energi
3. Melakukan budidaya pertanian
- Pengolahan dengan menggunakan pupuk organik
- Budidaya pertanian dengan tidak membakar jerami
4. Meningkatkan tutupan vegetasi
Melakukan peningkatan tutupan vegetasi dengan penghijauan dan praktek wanatani.
5. Mencegah dan menanggulangi kebakaran hutan dan lahan gambut.
- Melakukan pembukaan lahan gambut tanpa bakar
- Melakukan pengelolaan tata air lahan gambut
C. Kegiatan yang dilakukan didaerah pesisir.
Penanganan atau antisipasi kenaikan muka laut, rob, intrusi air laut, abrasi, ablasi atau erosi akibat angin, gelombang tinggi.
22
1. Struktur pelindung alamiah
- Perlindungan alami pantai (cemara laut, ketapang, mangrove dan pohon kelapa, melindungi gumuk pasir, pengelolaan terumbu karang)
2. Struktur perlindungan buatan
- Reklamasi dengan menambah suplai sedimen ke pantai atau dengan cara lain.
- Bangunan pelindung pantai (misal : groyne, jetty, breakwater, seawall, artificial headland, beach nourishment, terumbu buatan, pintu air pasang surut )
- Menambah ketinggian lantai bangunan.
- Membangun rumah panggung.
- Membangun struktur bangunan terapung.
3. Relokasi pemukiman
- Pemindahan lokasi pemukiman atau asset penting ke lokasi lain yang lebih aman.
4. Sistem pengelolaan pesisir terpadu
- Sistem pengelolaan pesisir terpadu
5. Mata pencaharian alternatif
- Mata pencaharian alternative (misal : budidaya kepiting, spesies ikan yang adaptif terhadap perubahan iklim).
23
D. Kelompok Masyarakat Dan Dukungan Keberlanjutan
Didalam pengelolaan (RW / Kel / Kota) diperlukan kepengurusan yang keberadaannya diakui, serta mempunyai dukungan keberlanjutan.
1. Kelompok masyarakat yang telah diakui keberadaannya dan telah memiliki.
a. Pengurus
- Nama lembaga
- Jenis lembaga
- Lembaga sudah diakui secara tertulis
- Bukti pembentukan
- Lembaga memiliki basis anggota kelompok riil
- Lembaga memiliki daftar nama & tanda tangan anggota
- Adanya susunan pengurus tertulis
- Tingkat kehadiran pengurus dalam pertemuan > 60%, ada bukti tertulis / dokumentasi
- Jika kehadiran > 60%, sebutkan kehadiran pengurus
24
b. Struktur organisasi
- Ada struktur organisasi dan ada uraian tugas dan fungsi pengurus secara tertulis
- Pengurus lembaga sesuai tugas dan fungsinya
c. Rencana / program kerja
- Ada program kerja tertulis yang berkaitan dengan lingkungan hidup.
- Tingkat pelaksanaan program kerja >60 %
- Ada program kerja inovasi terkait adaptasi dan mitigasi
d. Aturan
- Ada aturan / kesepakatan organisasi secara tertulis .
- Ada aturan adat yang dipakai
- Ada AD/ ART
e. Sistem kaderisasi
- Ada variasi umur antara yang muda dan tua
- Anggota tertua
- Anggota termuda
- % anggota dibawah 30 tahun
25
2. Dukungan kebijakan
a. Kearifan lokal dan kebijakan kelompok
- Perlindungan terhadap tanaman penyimpan air
- Larangan menebang pohon produktif
- Memiliki kebijakan kelompok
b. Kebijakan desa
Memiliki kebijakan desa
c. Kebijakan kecamatan / kabupaten / kota
3. Dinamika kemasyarakatan
a. Tingkat keswadayaan masyarakat
Jumlah populasi penduduk yang menyumbang dana kegiatan masyarakat > 60 %
b. Sistem pendanaan
- Memiliki dana mandiri dari iuran anggota
- Dana mandiri hanya dari anggota atau juga dari warga kampung
- Jumlah dana bantuan sponsor ( eksternal ) tidak ada atau lebih kecil dari iuran mandiri anggota
- Ada pembukuan keuangan yang tertib dikelola bendahara
26
c. Partisipasi gender
Partisipasi wanita dalam setiap kegiatan >60%
4. Kapasitas masyarakat
a. Menyebarkan kegiatan adaptasi mitigasi kepihak lain
- Kunjungan dari kelompok / desa lain
- Wakil masyarakat diundang untuk menjadi narasumber dalam kegiatan sosialisasi yang diselenggarakan oleh organisasi tertentu
b. Tokoh atau pemimpin lokal
Ada tokoh atau pimpinan lokal (ketua kelompok, perangkat desa, kyai dll) yang mengawal kegiatan dari awal.
c. Keragaman teknologi dalam hal adaptasi – mitigasi perubahan iklim
- Memiliki teknologi tepat guna
- Memiliki teknologi pengukuran curah hujan
d. Tenaga lokal yang ahli dalam hal adaptasi – mitigasi perubahan iklim
- Teknologi tepat guna
- Pembuatan biogas
- Pertanian dan pupuk organik
- Pengukuran curah hujan
27
e. Kemampuan masyarakat untuk membangun jejaring
- Jejaring level lokal
- Jejaring level kab / kota
- Jejaring level provinsi
- Jejaring level nasional
5. Keterlibatan pemerintah
Dukungan eksternal / dari luar misal : pemerintah desa , kecamatan, pemerintah kabupaten / kota , provinsi, pemerintah pusat , dunia usaha, LSM , perguruan tinggi dsb.
6. Pengembangan kegiatan
a. Konsistensi pelaksanaan kegiatan
Kegiatan adaptasi – mitigasi dilakukan secara konsisten / terus – menerus.
b. Penambahan Kegiatan
Ada penambahan jenis/ luasan adaptasi – mitigasi dalam 5 tahun terakhir.
7. Manfaat
Manfaat ekonomi / lingkungan / pengurangan dampak bencana terutama terkait iklim.
28
Kerindangan Kampung Iklim
Sejak melaksanakan kegiatan adaptasi – mitigasi perubahan iklim masyarakat merasakan manfaat ekonomi / lingkungan.
- Pendapatan masyarakat meningkat, jenis kegiatan : apotek hidup, warung hidup.
- Muncul sumber – sumber air baru, kesuburan tanah meningkat, penyelamatan dari kegagalan panen, peningkatan kerapatan tanaman penutup tanah
(cover crop) dalam suatu luasan.
- Ada pengurangan dampak bencana, seperti : banjir, tanah longsor, kekeringan, banjir rob dsb.
29
E. Kelompok kerja dan Dokumentasi
1. Kelompok Kerja
Penataan lingkungan tidak bisa dilakukan sendirian, perlu kebersamaan warga marsyarakat untuk mencapai keberhasilan dan keberlanjutan.
Berdasar pengalaman dan pengamatan dibeberapa kampung iklim, perlu dibentuk kelompok kerja disetiap bidang upaya / kegiatan, agar efektif dan efisien.
Kelompok kerja bidang upaya & kegiatan
1. Pengendalian kekeringan, banjir dan longsor
2. Peningkatan ketahanan pangan
3. Sanitasi lingkungan dan kesehatan
4. Pengelolaan sampah , limbah padat dan cair
5. Penggunaan energi baru terbarukan (EBT) dan konservasi energi
6. Budidaya pertanian dan peningkatan tutupan vegetasi
Dengan adanya kelompok kerja akan diperoleh keuntungan diantaranya :
1. Partisipasi warga masyarakat akan lebih banyak
2. Tercipta sosialisasi proklim secara massal
3. Tercipta motivasi bersaing antar kelompok kerja
30
2. Dokumentasi
Didalam rencana dan pelaksanaan kegiatan sangat diperlukan fakta dan data sebelum, pelaksanaan dan sesudah penataan lingkungan. Dengan demikian situasi kondisi sebelum dan sesudahnya dapat diketahui, sehingga hasil kerja dan manfaatnya dapat dirasakan.
31
BAB III
PENUTUP
Demikian uraian penataan lingkungan kampung iklim yang dapat penulis sampaikan. Tentunya banyak kekurangan mengingat keterbatasan kemampuan penulis. Buku ini dibuat semata – mata kerinduan penulis akan lingkungan hidup yang baik dan sehat, lingkungan yang hijau, bersih, tertata rapi dan indah. Penulis ingin mengajak pencinta lingkungan hidup menjadi bagian dari penerapan strategi pemeliharaan lingkungan hidup.
Diharapkan tulisan ini berguna dan bermanfaat bagi siapa saja yang ingin memahami, melestarikan dan menyelamatkan lingkungan hidup.
32
DAFTAR PUSTAKA
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, PROKLIM
https://id.wikipedia.org/wiki/Pemanasan_global
KH Abdusshomad Buchori, Konsepsi Islam tentang Lingkungan Hidup.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar